Rindu Pertemuan Itu
Oleh : Imam Syafii - AISEI 579
Tidak ada yang terlepas dari waktu. Semuanya tergambar dan terikat kuat dalam bingkai-bingkai sketsa. Mengalir mengikuti arah mata angin meninggalkan guratan cerita dunia. Dikala usia masih belia remaja, bait-bait aksara bercanda mesra bersama syair indah menggelora. Mengisahkan pertemuan berbagai peristiwa dalam wajah lugunya. Tak lagi terhitung berapa juta aksara, kata, canda, tangis, sedih, gembira, dan kasih sayang menghiasi hari-harinya semasa di asrama bersama. Kemandirian remaja yang sedang menempa agama dan masa depannya.
Seperempat abad pun berlalu, bayang sketsa mulai mengusik menggelitik relung-relung rindu yang telah membeku. Mencoba merengkuh kehangatan kenangan bersama, mengukir sedikit kata dan mengulang cerita. Rindu yang selalu terkenang dalam suasana merdeka yang tak lagi terkekang. “Aku rindu pertemuan itu!” teriakku disaat kata ingin bersua terbaca tanpa suara. Kata itu membawaku semakin hanyut ke tengah samudera kenangan yang telah tertanam dalam ingatan. Membangkitkan kasih sayang abadi dan kerinduan pasti. Wajah-wajah tak akan pernah mati, tercatat indah dalam relung hati.
Semoga pada saatnya kita kan dipertemukan dalam naungan kasih sayang Allah.
BalasHapusBerbagi cerita indah kesuksesan yg telah di raih
Aamiin. Termksh ibu..telah memotivasi..
Hapus