Rabu, 12 September 2018

Guru Abad Millennial 21



Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dasa warsa terakhir sangatlah mencengangkan yang ditandai dengan semakin bermunculannya berbagai aplikasi teknologi mobile begitu pesat dan sangat cepat.

Para kreator aplikasi mobile melalui handphone pintar (android) seolah berpacu dengan waktu dan berlomba-lomba untuk menawarkan program-program aplikasi baru yang menjadi kebutuhan masyarakat mulai dari chatting, seni, sport, video, game, religi, edukasi, traveling, shopping, hingga transportasi, jasa online, dan masih banyak lagi yang tanpa disadari telah merubah perilaku dan kehidupan masyarakat kita tidak terkecuali terhadap guru selaku pendidik.

Teknologi di bidang pendidikan dirasakan juga terus melaju tidak terhentikan oleh karena tuntutan dan kebutuhan yang serba cepat dan tepat pula dengan berbasis data online. Khususnya di Madrasah sebut saja ada  aplikasi Simpatika, Emis, Sim Sarpras, Si Bos Pintar, Simpeg, Sim Diklat, Si Eka, dan masih banyak lagi aplikasi berbasis data online real time dan on time yang disajikan baik untuk para pendidik maupun para pegawai di lingkungan madrasah.

Perkembangan ini tentunya harus mampu menjadi pemacu semangat guru sebagai penggiat pendidikan dalam upaya berinovasi memanfaatkan teknologi yang ada saat ini guna  menunjang tugas-tugasnya sesuai amanat undang-undang.

Mengutip apa yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan H.M. Al Fajri Zabidi, S.Pd, MM, M.Pd.I dihadapan para guru madrasah di MAN 1 Palembang dalam acara Workshop Guru Tanggal 7 September 2018 bahwa guru harus meningkatkan kualitas dan kinerjanya.

"Pendidikan diajarkan oleh seorang guru kepada muridnya, maka dari itu amatlah penting untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja pendidikan di madrasah seiring dengan berkembangnya zaman," katanya (Sripoku.com, 2018)

Maka di era millenial ini guru madrasah harus mampu menjawab tantangan-tantangan dalam mendidik generasi millenial. Generasi millenial merupakan generasi siswa yang lahir antara tahun 1980 sampai tahun 2000. Meskipun beberapa siswa millennial telah putus sekolah atau lulus di universitas dan memasuki dunia kerja, namun sebagian besar dari mereka masih berada di dalam sistem sekolah (okezon.com, 2018)

Siswa yang hidup di era millenial menghabiskan 6,5 jam setiap hari untuk membaca media cetak, elektronik, digital, broadcast dan berita. Mereka mendengarkan dan merekam musik; melihat, membuat, dan mempublikasikan konten Internet serta tidak ketinggalan menggunakan smartphone (okezone.com, 2018)

Diantara tantangan yang harus dihadapi guru menurut Rizki Dwiputra (2018) adalah : 1. Pembelajaran harus relevan dengan siswa. 2. Teknologi dapat mengalihkan perhatian. 3. Teknologi bisa mahal. 4. Generasi millenial beresiko berlebih andal terlalu banyak kerja. 5. Beberapa generasi millennial cenderung tidak melanjutkan pendidikan pasca lulus sekolah menengah. 

Guru abad 21 dituntut mampu menjawab tantangan peserta didiknya para generasi millennial yang selalu bersentuhan dengan teknologi digital maka pembelajaran guru di madrasahpun harus mampu mengikuti perkembangan teknologi digital sebagai ciri pembelajaran abad 21.(Imam)

7 komentar: