#KamisMenulis: Sang Pena Emas dari Lombok
Sebagai anggota baru Grup Cakrawala Menulis tantangan program mingguan #KamisMenulis yang diinisiasi oleh Komunitas Lagerunal tidak saja membuat penasaran dan menantang. Lebih dari itu #KamisMenulis telah menghadirkan sebuah kreativitas karya imajinatif yang luar biasa bagi setiap Sobat Lage yang terlibat di dalamnya termasuk saya. Bagaimana tidak? Pada edisi 14 Januari 2021 tema tantangan yang harus saya taklukkan adalah menulis profil teman. Teman kali ini yang menjadi target tantangan (partner) saya sungguh sangat luar biasa.
Berawal dari sebuah perkenalan singkat lewat untaian kata salam selamat datang dan saling mengenal di grup komunitas kemudian menarik saya ke dalam lingkaran kosong tidak berpenghuni “jomblo”, karena masing-masing memang belum memiliki rekan duet. Nah ini yang menarik, tanpa bla bla bla dan bla saya menerima tawaran beliau tanpa tahu bagaimana profil beliau sebenarnya.
Mohon dimaklumi oleh Sobat Lage semua, jujur saya betul-betul belum saling kenal. Mendengar dan tahu namanya saja juga baru via grup, padahal profil beliau ini sudah dikenal
seantero Blogger Indonesia. (Jadi ketahuan deh kalau saya jarang ngeblog-ketahuan juga jarang literasi).
Apapun itu ibarat pepatah lama “nasi telah menjadi bubur” tapi tidak menyesal loo, saya tetap menerima tantangan #KamisMenulis meski harus selalu tertinggal. Mulai dari saling bertukar kabar, mengirimkan surat, mengirimkan data profil, dan menuliskan profil narasi pun saya selalu tertinggal dari beliau. Mohon maklum Sobat Lage masih tertatih-tatih.
Untuk memulai menulis profil narasi beliau, saya sampai berkali-kali membuka dan membaca kembali kiriman data profil yang dikirimkan. Sementara untuk memulai menulis saja saya harus berfikir dulu akan dimulai dari mana, tidak dapat diungkapkan dengan kata saat membaca profil beliau. Kedeerrr cuyy, kalo bahasa anak gaul sekarang.
Meski dengan tertatih-tatih saya memberanikan diri untuk mulai menerjemahkan dan menarasikan profil beliau meski saya sangat menyadari narasi profil ini masih jauh dari kata sempurna bagi seorang sosok yang luar biasa bernama Sudomo,S.Pt
Berikut profil naratif beliau, mari kita simak ya!
Siapa Sudomo, S.Pt?
Sodomo, S.Pt. Pria Kelahiran Sukoharjo Jawa Tengah ini adalah Sang Pena Emas dari Lombok. Laki-laki yang lahir pada 27 Maret 1975 ini memiliki nama pena Momo DM sebagai simbol pengakuan atas talenta dan bakatnya yang luar biasa di dunia tulis menulis. Keaktifan dan kontribusinya dalam mengolah kata menjadi beragam karya tulis di dunia maya dan nyata semakin mengokohkan dirinya menjadi sosok yang layak dengan sebutan sang Pena Emas dari Lombok, tentu dibalik profesinya sebagai seorang pendidik.
Pendidikan
Kemampuan ini tidak terlepas dari proses pendidikan yang diperolehnya sejak dari pendidikan dasar dan menengah atas yang ditempuh di tempat kelahiran Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. Puncaknya berkat kebulatan tekad dan baktinya kepada orang tua “simbok” memberinya jalan untuk mengenyam pendidikan S1 di salah satu kampus terbaik di Indonesia Universitas Diponegoro (UNDIP) dan lulus pada tahun 1997.
Baca Juga Profil : Imam Syafii
Perjalanan Pengabdian ke Mataram
Selesai sarjana bukan berarti perjalanan hidup ini berhenti, mengawali langkah di tahun 1998, pria Sukoharjo ini meninggalkan tempat kelahiran menuju Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menjalani profesi sebagai pijar pelita pendidikan di Sekolah Menengah Atas Swasta hingga tahun 2004. Jalan pengabdian inilah kemudian memberinya motivasi untuk menempuh studi Akta IV Kependidikan di Universitas Mataram pada Tahun 2002. Berbekal tuntunan, ajaran dan doa dari sosok seorang “simbok” yang telah tertanam semakin menjadikan pijar pendidikan itu kian terang menyala sehingga pada tahun 2006, dirinya diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di SMPN 3 Lingsar Lombok Barat, sampai kini cahaya pijar itu semakin besar menyala menyinari ke seantero Indonesia.
Karya-karya hebat
Mencari sosok pria dengan hobi menulis sepertinya bukan hal mudah. Namun pria yang menambatkan hatinya kepada pegawai bank bernama Eka Damayanthi sebagai pilihan pendamping hidup di usianya yang ke-39, menulis adalah hobinya. Ini dibuktikannya dengan berbagai karya tulis baik fiksi dan non fiksi yang telah diterbitkan percetakan-percetakan ternama di Jakarta, Yogyakarta, dan Lombok dari tahun 2011-2018 seperti Penerbit PT By Pass, PT Gradien Mediatama, penerbit AG Pressindo Yogyakarta, Mediakita Jakarta, Funtastic M&C Gramedia Jakarta dan Dimensi Publishing Lombok. Karya-karyanya juga dipublikasi melalui jalur self-publishing di Nulisbuku.com hingga tahun 2018.
Diantara Karya fiksinya : flash fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul Cermin, 30 judul antologi flash fiction/cerpen, antologi flash fiction bersama penulis lainnya berjudul The Coffee Shop Chronicles, antologi cerpen bersama penulis lainnya berjudul Dear Mama, antologi cerpen tentang bumi berjudul Persembahan Pada Bumi, antologi cerpen horor bersama penulis lainnya berjudul Hororis Causa, kumpulan cerpen duet dengan Iit Sibarani berjudul Di Penghujung Pelukan, kumpulan cerita anak berjudul Pahlawan Anti Korupsi: Sudah Adil, Kok!
Karya Nonfiksi “ Buku saku wisata Lombok seri pantai berjudul Dong Ayok Ke Lombok! Bersama penulis Lombok lainnya, buku antologi bersama penulis lainnya berjudul My Life As Blogger
Baca Juga Profil : Imam Syafii
Meski takdir menentukan buah hati pertama Inshira Laiqa
Umaiza lebih memilih bahagia di surga-Nya sebelum dilahirkan ke dunia, tak
membuatnya berhenti berkarya dan mengikuti berbagai kompetisi dan sebagai juara
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Pemerintah
Daerah Provinsi Lombok, Komunitas-komunitas menulis nasional, dari mulai lomba
puisi, cerpen, novel, cerita rakyat, menulis review, menulis literasi, literasi
baca dan blog. Usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Itulah kata yang
pantas untuk diucapkan, sehingga berbagai prestasi telah diukir. Dan yang
paling terbaru adalah adalah Menjadi 20 Terbaik Kategori Blog PTK dalam Proyek
Aksi Nyata Melawan Kekerasan Gender yang diselenggarakan oleh Pusat Penguatan
Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2020.
Prestasi yang dicapai ini tidak terlepas dari seorang yang paling berjasa adalah Simbok, seorang perempuan penjual jamu gendong yang perkasa dan tak pernah lelah berusaha agar tiga orang anak terakhirnya menjadi sarjana. Kekuatan doa simbok menembus hijab langit hingga mendapatkan ijabah dari sang Maha Kuasa. Berkarya dan menjalankan profesi pendidik sebagai pijar pelita generasi bangsa semakin membahana dalam balutan kebahagiaan bersama istri tercinta Eka Damayanthi dan anak laki-laki semata wayangnya saat ini bernama Mahfuz Zhafir Moukib yang kini berusia 4 tahun biasa dipanggil Opin. Harapan hidup di masa depan menjadi orang yang lebih bermanfaat dalam kehidupan terutama menyebarkan virus literasi di lingkungan keluarga dan sekitar.
Baca Juga Profil : Sudomo, S.Pt
Motivasi terbesarnya dalam menulis adalah “Berbagi yang dipahami dan memahami yang dibagi”. Pria yang beralamat rumah di Jalan Adi Sucipto Gang Perjuangan RT 004 RW 023 Lingkungan Baturaja Kelurahan Ampenan Tengah Kecamatan Ampenan Kota Mataram Nusa Tenggara Barat memegang kuat motto kesuksesan “Pada akhirnya akan menjadi besar dengan belajar dari hal-hal kecil di sekitar”. Meski rekam jejak prestasi telah membumi namun pria ini tak pernah lelah untuk meningkatkan kompetensi diri di berbagai bidang, baik secara otodidak, mengikuti kelas/program khusus, dan berbagai macam kompetisi. Bianglala kata. Belajar terus Seterusnya Pembelajar itu adaah kalimat motivasi yang tertera saat kita membuka blognya.
Ayo telusuri karya-karya hebat dan luar biasa dari Sang Pena Emas dari Lombok di www.eigendomo.com.
Jika Sobat Lage ingin mendapatkan informasi
berbagai aktivitas beliau silahkan kunjungi medsosnya di akun facebook (Mazmo
Lombok) dan twitter (@momo_DM)
Terima kasih profil narasinya, Pak Imam. Mantap banget! *Menjura*
BalasHapusPanjengan yg memberi inspirasi..he2
HapusIya master pak Imam tulisannya sudah keren abis ini.
BalasHapusLiterasinya dr sang pena emas....msh bljr sy.
HapusJJos maknyuussss...
BalasHapusBerbalas surat, berbalas profil, dua-duanya memang hebat untuk dijadikan mentor menulis.
Terimakasih Pak Bianglala
Terimakasih Pak Imam Syafii
Sehat selalu
Terima Kasih pak indra...MasMo yg luarbiasa..sy hanya menarasikan..he2. Aamiin.
HapusSalam kenal pak...
BalasHapusTerima Kasih bu..salam kenal kembali..trmkash sdh berkenan mampir..
HapusBenar2 mantul tulisannya Pak Imam, keren. Selamat ya sudah berhasil jawab tantangan Mas Mo
BalasHapus..
Terima kasih Ambu Guru. Mhn bimbingannya slalu.
Hapus