Rabu, 24 Oktober 2018

My Opinion : Self Introspection

Foto Profil : Rasiman, M.Pd.i (Guru PAI) 

Self Introspection
Oleh : Rasiman (Guru PAI Musi Rawas)


INI VERSIKU, YANG BEDA, JANGAN MARAH YA

Kelahiranku yang sangat jauh dari masa hidup Rasulullah SAW adalah taqdir Allah SWT. Bukan keinginanku. Sehingga untuk belajar Islam, aku harus terpaksa "taqlid". Karena jika aku harus bilang "ijtihad" aku sadar siapa aku. Aku belum cukup umur dan belum cukup ilmu ke arah itu. Ini juga bukan kehendakku. Untuk belajar al-Qur´an aku harus terpaksa "taqlid" dengan guru al-Qur´anku. Untuk belajar Hadits, aku terpaksa harus "taqlid" dengan guru Haditsku. Untuk belajar ilmu dinniyah, aku harus terpaksa "taqlid" dengan guru dinniyahku.

Mencintai guru-guruku adalah keharusan dan kebanggaan  yang telah tertancap dalam qolbuku. Terserah, orang mau bilang aku, apa?
TAQLID, MUNGKIN YA

Aku sadar siapa diriku.
Saat al-Qur´an diturunkan, Allah SWT belum menghendaki aku lahir.
Saat Hadits/Sunnah Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, para keluarga beliau, dan para sahabat beliau, aku juga belum ditaqdirkan lahir.

Aku hidup di zaman yang notabene sudah "tua" ini. Sehingga untuk belajar memahami al-Qur´an, Hadits/Sunnah, dan semua ilmu dinniyah hanya bisa melalui guru-guruku saja.
Aku tak bisa bertemu langsung dengan zaman itu.
Zaman di mana al-Qur´an dan Hadits turun dan dihimpun.

Aku hanya bisa mempelajari tarikhnya saja. Itu juga berkat guru-guruku.
Guru-guru yang menurut keyakinanku adalah ditaqdirkan Allah SWT untuk diriku.
Mencintai para Ulama, kiyai, asatidh, berusaha  bermuamalah dengan para shalihin adalah kebahagianku. Itu juga mungkin adalah "taqlidku".

Aku hanya bisa terus memohon,
Yaa Robb,
Jangan ENGKAU jadikan aku, keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang kucinta
Menjadi hamba yang " Taqlid Buta ".

Kalau memang itu adalah TAQDIRMU
Jadikan Kami " taqlid Saja " bukan "Taqlid Buta". Karena kami bisa memahami KALAM-MU, Sunnah Rasul-MU hanya bisa "taqlid" dengan guruku
Meniru, apa yang diajarkan guru
Menurutku, itu  "Taqlid".
Entah, Mungkin aku yang TAK PAHAM

Tapi,
Kan aku sudah bilang
Ini versiku
Yang beda, jangan marah
YA ...

Guru mendidik, mengajari,
dan menunjukkanku
Ini loh ada di al-Qur´annya
Ini loh ada di haditsnya

Ini loh kenapa kita dalam memahami Islam, harus berdasarkan al-Qur´an
Mengapa dalam memahami Islam harus sinkron dengan Hadits/Sunnah

Memahami Islam harus belajar filsafat
Karena dalam al-Qur´an " afala ta´ qiluuna, afala ya´qiluuna, ulul albaab, dan segudang perintah Al-Qur´an tentang berfikir, tentang perintah menggunakan akal.
Agar kalo sudah cukup akal
Mampu berijtihad
Atau mampu mengqiyaskan (mensepadankan) hukum yang telah ada sebelumnya ketika dalam suatu perkara muncul kebimbangan yang hukumnya tak nyata-nyata terang benderang.

Islam pasti masuk akal
Kalo Islam gak masuk akal,
Akalnya yang perlu "disinkronkan"
Bukan Al-Qur´an nya
Bukan Sunnahnya

Oleh karenanya,
Hati kita yang musti diselaraskan dengan al-Quran, dengan Sunnahnya
Bukan SEBALIKNYA

Ada "manajemen Qolbu"
Ada tazkiatun Nufus
Ada Tasawwuf
Ada Asbabun Nuzul
Ada ilmu alatnya
Ada ulumul Qur´annya
Ada ulumul haditsnya
Ada ilmu perbandingan mazhabnya
Ada Ilmu Teologinya
Bahasa Arab, Itu harus Tahu

Bukan "Arab Nang ngendi"
Ada ilmu  Tarikhnya
Dan ...
Masih ada sesamudera lagi
Ilmu Allah
Yang kita tak tahu

Karena,
Ilmu kita tak banyak
"Illa qoliilaa"

Yang tahu,
Jangan sombong
Yuk berbagi.
Gunakan cara yang "Hikmah"
Gunakan metode yang akurat
Sehingga tak membuat LUKA SAUDARA KITA

Meskipun
قل الحق ولو كان مرا
"Katakan yang benar, meskipun dirasakan pahit"
Tapi, kukira kan masih ada untuk mengatakan yang benar
Itu rasanya "manis"
Kecuali kalo memang sudah gak ada lagi
Aku .....No comment

Yang belum tahu,
Jangan bosan mencari tahu
Jangan mudah puas
Jangan malu bertanya
Jangan malas berkumpul dengan orang shaleh
Jangan bosan mencari guru

Kalo tak mau,  hati-hati kalo jadi "racun"
Karena
Racun itu,
Akan memacu keangkuhan, kesombongan, jangan mudah "menghukumi" padahal bukan Allah  SWT

Racun akan menjadi kita rapuh
karena racun memompa perpecahan, menggerogoti sendi dan sel,  bahkan seluruh tubuh
Jangan mudah marah, kalo diingatkan oleh saudara kita
Itulah Bukti " CINTA KITA ".
وتوا صو بالحق وتوا صوا بالصبر
Propaganda yang tak berguna
Jangan diambil
Abaikan saja
Siapa tahu ada Hikmahnya

Semoga Allah SWT  mengampuni dosa2 kita semua
Semoga Allah kelak  menjadikan kita husnul khotimah
Selamat dunia dan akhirat

Ingat lagi trik "Snouk Horgronje"
Ingat lagi "Ayat-ayat Syaitan Salman Rusdi"
Ingat lagi aliran yang naik haji "Tidak ke Mekah"
Ingat lagi "Devide Et Impera"

ITU BUKAN KITA
ITU BUKAN MANHAJ KITA

BERSATU KITA TEGUH
BERCERAI KITA RUNTUH
MENCINTAI TANAH AIR ITU TUGAS KITA
SAUDARA MUSLIM ITULAH KITA

YANG BEDA KEYAKINAN "Lakum dinukum waliyadin".

والله اعلم با لصواب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar